Insomnia 2
Oleh : Veronica Adesla, S.Psi
Rabu, 10 Juni 2009
Definisi
Hampir setiap orang dari
segala usia pernah mengalami masalah kurang tidur, seperti: sulit untuk tidur ,
cepat terbangun dari tidur dan tidak bisa tidur kembali, berulang kali terjaga
dari tidur, tidur dengan tidak nyaman atau gelisah. Gangguan tidur ada banyak
jenis, namun dalam bahasa ilmiah, gangguan tidur yang seperti ini disebut
dengan istilah insomnia. Semakin bertambah usia, semakin besar kemungkinan
seseorang pernah mengalami insomnia. Terutama pada lanjut usia (diatas 65
tahun) yang sebagian besar mengalami gangguan tidur, meski tidak diketahui
apakah ini adalah proses normal dari menua ataukah karena faktor lain. Gangguan
tidur demikian membuat seseorang tidak memiliki kualitas dan kuantitas (jumlah waktu) tidur yang baik.
Kategori
Insomnia dapat dibedakan
menurut durasi munculnya gangguan, sebagai berikut:
1. Transient Insomnia, yaitu insomnia yang berlangsung
kurang dari satu minggu.
2. Short -term insomnia, yaitu insomnia yang berlangsung satu hingga tiga
minggu.
3. Chronic Insomnia, yaitu insomnia yang berlangsung lebih
dari tiga minggu.
Semakin parah tingkat
gangguan maka semakin urgent
seseorang perlu melakukan konsultasi medis, baik itu kepada psikolog,
psikiater, maupun dokter. Terutama untuk kasus Chronic Insomnia. Namun untuk
Transient Insomnia masih dapat dilakukan self
help atau usaha-usaha yang dapat dilakukan sendiri untuk mengatasinya.
Mengapa insomnia penting
untuk ditangani? Karena insomnia dapat berdampak pada menurunnya totalitas /
kualitas diri seseorang dalam beraktivitas dan berfungsi (fisik, emosional, dan
intelektual) dalam hidup sehari-hari. Sehingga dapat memunculkan banyak masalah
di kesehariannya.
Bagaimana mungkin
kualitas dan kuantitas tidur seseorang bisa berdampak pada totalitas atau
kualitas diri seseorang? Ini karena tidur adalah salah satu proses yang
mengambil peranan penting dalam hidup manusia. Manusia menghabiskan 1/3 waktu
hidupnya untuk tidur. Menurut info dari
healthcommunities, bayi hampir selalu tidur di sepanjang harinya sekitar
16 jam sehari; remaja biasanya butuh waktu 9 jam sehari; sementara orang dewasa
membutuhkan waktu tidur kurang lebih 7-8 jam sehari. Ini adalah sebuah
mekanisme kuat dari dalam tubuh manusia yang bersifat natural. Sama seperti
binatang yang juga tidur pada waktu-waktu tertentu. Pernah dilakukan penelitian
oleh para ilmuwan terhadap tikus-tikus, mereka berusaha membuat tikus-tikus
tetap terjaga, salah satunya dengan jalan secara konstan menyiramkan air dingin
ke tubuh tikus, hal ini terus dilakukan akhirnya setelah 14 hari tikus-tikus
inipun mati (Dr. Nick Carr, ABC). Demikianlah tidur menjadi salah satu proses
dalam kehidupan yang penting. Ketika seseorang tidur, tubuh mengistirahatkan
diri dan berproses menciptakan kembali keseimbangan di dalamnya, ini adalah
faktor paling penting bagi kesehatan manusia baik itu kesehatan fisik maupun
mental.
Gejala
Kita sudah membicarakan
pentingnya tidur dalam proses kehidupan manusia. Namun, bukan sembarang tidur yang dimaksudkan disini. Karena hanya tidur yang
berkualitas lah yang dapat membuat proses dalam tubuh bekerja secara optimal
ketika tubuh beristirahat. Pada penderita insomnia, tidur yang berkualitas ini
belumlah tercapai. Gejala-gejala orang yang mengalami insomnia adalah antara lain:
·
Gangguan
berhubungan dengan aktivitas tidur seperti: sulit tidur, terbangun dari tidur
terlalu dini, atau sering terbangun dari sepanjang malam dan tidak bisa tidur
kembali, merasa tidak bersemangat / segar / merasa lelah setelah bangun tidur.
·
Mengalami
masalah dalam menjalani aktivitas sehari-hari akibat insomnia, seperti: turunnya
produktivitas; sering mengantuk di siang hari; sulit/kurang dapat berkonsentrasi
dan fokus; sulit mengingat / sering lupa bahkan pada hal yang baru saja dialami;
tidak dapat berpikir jernih / objektif - kesulitan memberikan pertimbangan dan
mempengaruhi penilaiannya terhadap sekitar; mengalami gangguan koordinasi otot;
kurang sigap; mengalami gangguan dalam bersosialisasi (memiliki sedikit
hubungan sosial, kurang aktif, mudah tersinggung); mengalami kecelakaan dalam berkendaraan
akibat kelelahan atau kekurangan tidur.
·
Pada
orang-orang tertentu, masalah sehari-hari semakin memburuk akibat tingkah laku
mereka sendiri yang tidak tepat dalam upaya menenangkan diri dari gangguan
insomnia, seperti: merokok, minum-minuman beralkohol dan kafeine, serta
mengkonsumsi obat-obatan (obat tidut, obat penenang) tanpa resep dokter /
kecanduan obat-obatan.
Jika anda mengalami
gejala yang disebutkan diatas berarti anda mengalami insomnia. Untuk mengetahui
tingkat insomnia yang anda alami, anda harus
memperhatikan durasi munculnya gangguan insomnia tersebut dan kenalilah
penyebab munculnya insomnia tersebut pada diri anda. Mengenal penyebab
munculnya insomnia juga dapat membantu anda dalam menentukan kategori insomnia
yang anda alami.
Penyebab
Menurut Saimak T.
Nabili, penyebab insomnia dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
penyebab transient & short-term
insomnia; dan penyebab chronic atau long-term insomnia.
Penyebab atau kondisi
yang dapat memicu transient &
short-term insomnia, antara lain:
Jet lag;
Perubahan
shift kerja;
Suara
bising mengganggu atau tidak menyenangkan seperti: suara dengkuran;
Temperatur
ruangan yang tidak nyaman (terlalu panas ataupun terlalu dingin);
Situasi
yang membuat stres (persiapan ujian, kehilangan orang yang dicintai, dipecat,
bercerai, perpisahan);
Menderita
penyakit keras atau harus menjalani perawatan di rumah sakit;
Sedang
dalam proses penyembuhan medis, seperti: pengobatan dari penggunaan
obat-obatan, alkohol, atau kecanduan zat / obat-obatan / bahan-bahan tertentu;
Insomnia
terkait dengan ketinggian tempat, seperti di gunung.
Sementara penyebab atau kondisi yang dapat memicu chronic atau long-term insomnia, antara lain:
Kondisi Psikologis: gangguan kecemasan, stres, schizophrenia, mania
(gangguan bipolar), dan depresi. Insomnia dalam beberapa kasus menjadi
indikator seseorang yang mengalami depresi atau masalah mental.
Kondisi Fisiologis: sindrom sakit kronis, sindrom kelelahan kronis,
penyumbatan jantung atau kelumpuhan jantung, night time angina (sakit di bagian dada) akibat penyakit jantung, acid reflux disease (GERD), chronic obstructive pulmonary disease (COPD)
/ penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), noctural
asthma / gangguan asthma pada malam hari, obstructive sleep apnea / penyumpatan saluran napas yang terjadi
ketika tidur, degenerative disease (penyakit
?%u20AC%u0153kemunduran?%u20AC?) seperti parkinson dan alzheimer (pada kasus ini insomnia
seringkali dijadikan faktor pengambil keputusan untuk menempatkan perawatan
rumah), tumor otak, stroke, atau trauma otak.
Kelompok beresiko tinggi terkena
insomnia : travellers / para pelancong, para pekerja shift dengan shift kerja yang sering berubah-ubah,
para lanjut usia, para remaja atau pelajar dewasa muda, wanita hamil, dan
wanita menopouse.
Pengobatan medis yang terkait dengan
insomnia : obat flu dan asthma
tertentu yang bebas dijual maupun yang harus didapatkan dengan resep dokter;
pengobatan tertentu untuk tekanan darah tinggi
juga berasosiasi dengan tidur yang kurang; beberapa pengobatan yang
digunakan untuk menangani depresi, gangguan kecemasan, dan schizophrenia.
Penyebab lain: kafein dan nikotin berasosiasi dengan tidur yang
kurang; alkohol berasosiasi dengan gangguan tidur dan membuat tidur terasa
tidak menyegarkan ketika bangun di pagi hari; gangguan dari teman tidur yang
mendengkur atau tidak bisa diam (seperti: kakinya bergerak-gerak secara
periodik selama tidur) dapat membuat kamu tidak memperoleh tidur malam yang
baik / berkualitas. Nah itu tadi Tentang Insomia (Tidak Bisa Tidur).
0 komentar:
Posting Komentar